Sekretariat Senthir

Jalan Gatak, Gang Tulip No. 343, Karangbendo, Bantul, Yogyakarta
Email: redaksisenthir@yahoo.co.id | Blog: senthir-gmni.blogspot.com

Jumat, 23 April 2010

MEMAKNAI KEMBALI NASIONALISME DALAM KONTEKS KEKINIAN

Oleh: Badia Sithoerus

Perjalan bangsa tidak luput dari sejarahnya. Artinya,bangsa kita sangat memiliki sejarah yang panjang. Namun perjalannya tidak dapat kita lihat secara jelas atau paling tidak mempelajari secara kongkrit.. Mengapa? Ini disebabkan dari pengaburan sejarah dengan sengaja oleh imperialis dan juga bangsa kita sendiri. Perjuangan terhadap imperialis merupakan tekad mulia agar Nusantar terbebas dari belenggu penindasan. Perlawana dimulai dari kelompok kecil trus meningkat menjadi perjuangan sosial lokal sampai kepada perjuangan bersenjata tradisional. Dari uraian diatas bahwa bangsa kita memang sudah memiliki dasar kuat untuk melaksanakan yang namanya kemerdekaan.

Bila kita lihat perkembangan semangat kebangsaan dari proses yang ad tampak jelas bahwa kita masih suka melupakan sejarah. Ini yang menjadi persoalan besar. Kenapa? Karena bangsa kita tidak melaksanakan yang namanya kesadaran nasional. Sementara kita harus mengetahui prose ini agar dapat menciptakan kesadaran akan berbangsa. Bersama kita melihat kondisi saat ini bahwa masyarakat kita sudah mulai luntur rasa Nasionalisme nya dikarenakan tidak adnya kebutuhan akan kehidupan ditambah lagi bangsa kita memiliki kebiasaan menjadi konsumtif Ketika kondisi negara yang carut marut sekarang kita sebagai masyrakat harus lebih kreatif dan inovatif. Denan menggunkan potnsi lokal dan semngat gotong royong ini dapat teratasi. Namun ap yang terjadi?? Malah kebobrokan semagat yang timbul. Rasa berani bersikap bangsa Indonesia pun menjadi terjajah oleh pengaruh ketergantungan terhadap bangsa laen.

Ditingkatan mahasiswa mulai luntur kepercayan nya terhadap kualitas pendidikan dalam negri. Ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pelajar dan mahasiswa yang meilih belajar keluar negri. Dari sisi politik dapat dilihat dengan tidak beraninya pemimpin mengambil sikap tegas yakni memutuskan ketergantungan terhadap eknomi yang berpihak kepada kaum marhaen. Dari kebudayaan dapat kita lihat adalah tidak memiliki rasa kepemilkan terhadap kebudayan nenek moyang nya. Banyak sudah kebudayan kita yang dizolimi oleh bangsa luar tanpa kita melakukan perlawan secara serius. Banyak sudah contoh yang menjadi semakin surut nya nilai nasionalisme di negara kita. Untuk menjawab ini yang perlu kita lakukan adlah bagaiman kita mulai dengan cara kongkrit yakni bergotong royong dalam membangun pola pikir masyrakat. Dengan mulai dari diri kita sendiri dilanjutkan ketengah keluarga sampai kelompok masyarakat. Memberi arti dalam kondisi saat ini sangat penting dimana kondisi sekarang merupakan ancamna serius bila tidak kita hadapi dengan serius.

Intregitas bangsa sangat dibutuhkan saat ini bila tidak maka bangsa kita pun akan sulit untuk berkompetisi dengan masyarakat laen. Bangsa ini mulai kehilangan arahnya ini terbukti semakin rendahnya semngat persatuan dalam menghadapi persoalan kerakyatan. Untuk kita perlu kembali kepada prinsip gotong royong. Dan juga kawan- kawan laen agar mendukung ecara tegas bahwa kebuthan negara saat ini adalah perjuangan kearah lebih konkrit.. Untuk itu kita harus menciptakan musuh kita supaya bangsa kita memilki karakter.

Badia Sithoerus
Ketua DPC GmnI Medan

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark and Share