Sekretariat Senthir

Jalan Gatak, Gang Tulip No. 343, Karangbendo, Bantul, Yogyakarta
Email: redaksisenthir@yahoo.co.id | Blog: senthir-gmni.blogspot.com

Kamis, 09 September 2010

Konfrontasi Indonesia-Malaysia




Konfrontasi Indonesia-Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasisaja adalah sebuah perangmengenai masa depan Malaya,Brunei,Sabahdan Sarawakyang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesiapada tahun 1962-1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malayalebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawakkedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai denganperjanjian Manila Accord oleh karena itu Keinginantersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan FederasiMalaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysiasebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialismedan imperialismedalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalamnegeri dan pemberontakan di Indonesia.

Pelanggaran perjanjian internasional konsep THE MACAPAGAL PLAN antaralain melalui perjanjian Manila Accord tanggal 31 Juli1963, Manila Declaration tanggal 3 Agustus1963, JointStatement tanggal 5 Agustus1963[4]mengenai dekolonialisasi yangharus mengikut sertakan rakyat Sarawak dan Sabah yang status kedua wilayah tersebut sampai sekarang masihtercatat pada daftar Dewan Keamanan PBB.[5]sebagai wilayah Non-Self-GoverningTerritories

Latar belakang
Pada 1961,Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan,sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalahKerajaan Bruneidan dua koloni Inggris;Sarawakdan Borneo Utara,kemudian dinamakan Sabah.Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara,Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, FederasiMalaya dengan membentuk FederasiMalaysia.

Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarnoberpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasiMalaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancamkemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerahitu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui KesultananSulu.

Di Brunei, TentaraNasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember1962. Mereka mencobamenangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orangEropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukanInggris dan Gurkhadari Singapura.Pada 16 Desember,Komando Timur Jauh Inggris (British FarEastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakanutama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakanberakhir.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan FederasiMalaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukandekolonial memilihnya dalam sebuah referendumyang diorganisasi oleh PBB.Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihandilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalamnegeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesiamelihat hal ini sebagai perjanjian Manila Accord yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.
"
Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.
"
Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasianti-Indonesian yang menginjak-injak lambangnegara Indonesia[6]dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenaldengan nama Ganyang Malaysia. Soekarnomemproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yangamat bersejarah, berikut ini:

"Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno."

Perang
Pada 20 Januari1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandriomengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukanmiliter tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebarpropaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase.Tanggal 3 Mei1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarnomengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya:
• Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia
• Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia
Pada 27 Juli,Sukarno mengumumkan bahwa dia akan meng-"ganyang Malaysia". Pada 16Agustus, pasukan dari Rejimen AskarMelayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.

Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungandiplomatik dengan Malaysia.

Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September1963. Brunei menolakbergabung dan Singapura keluar di kemudian hari.

Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian parakerusuhan membakar kedutaan Britania di Jakarta.Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumahdiplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerangkedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.

Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan; pasukan Indonesiadan pasukan tak resminya mencoba menduduki Sarawakdan Sabah,dengan tanpa hasil.

komando aksi sukarelawan

Pada 1964pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Dibulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatanperang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubahmenjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin olehLaksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tigaKomando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yangterdiri dari 12 BatalyonTNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO. Komando ini sasaranoperasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen Kemal Idrissebaga Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di Bengkayang,KalimantanBarat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKO, AURI, dan RPKAD. Komando inidipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah KomandoArmada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan jugaKKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasanRiau dan KalimantanTimur.

Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas AngkatanBersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera LautDiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk mempertahankanMalaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harusbergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama merekaadalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besarpihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris danAustralia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS). Tercatat sekitar 2000pasukan khusus Indonesia (Kopassus) tewas dan 200 pasukan khusus Inggris/Australia (SAS)juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi2006).

Pada 17 Agustus pasukan terjun payungmendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan ditangkap oleh pasukan Resimen AskarMelayu DiRaja dan Selandia Barudan bakinya ditangkap oleh Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.

Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap. Sukarno menarikIndonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari1965 dan mencoba membentukKonferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagaialternatif.

Sebagai tandingan Olimpiade, Soekarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Gamesof the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan,Jakartapada 10-22 November1963. Pesta olahraga inidiikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan AmerikaSelatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Pada Januari 1965,Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyakpermintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 ResimenKerajaan Australia dan Resimen AustralianSpecial Air Service. Ada sekitar empat belas ribu pasukan Inggrisdan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris danAustralia tidak dapat mengikuti penyerang melalu perbatasan Indonesia. Tetapi,unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupunAustralia, masuk secara rahasia (lihat OperasiClaret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.

Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatikdekat Tawau,Sabah dan berhadapan dengan Resimen AskarMelayu Di Raja dan KepolisianNorth Borneo Armed Constabulary.

Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orangmelabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna.Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal.Pasukan Indonesia mundur dan tidak penah menginjakkan kaki lagi di bumiMalaysia. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari"oleh warga Malaysia.

Akhir konfrontasi
Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelahberlangsungnya G30S/PKI.Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perangdengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.
Pada 28 Mei1966 di sebuah konferensidi Bangkok,Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik.Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustusdan diresmikan dua hari kemudian.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark and Share