Sekretariat Senthir

Jalan Gatak, Gang Tulip No. 343, Karangbendo, Bantul, Yogyakarta
Email: redaksisenthir@yahoo.co.id | Blog: senthir-gmni.blogspot.com

Kamis, 22 April 2010

Nafas

Oleh: Lea

nafas kita kini makin sempit
bukan karena udara yang mulai habis
atau ruang yang semakin padat
tapi justru karena sepi

kita semakin menyesak
merabun menjadi buih yang tak bersenandung
berguling cepat di rotasi ini
dan pecah

pecah yang sepi

nafas kita menjadi semakin sesak
yang setiap saat menyublim menjadi tangis hampa

sepi ini darimana?

dari embun pagi yang dilupakan oleh malam
dari srigala jantan yang dihengkang kawanannya
dari sinar bulan yang redup karena mendung
atau dari sengal nafas diri yang meregang nyawa?

kita telah lelah menyangkal segala sepi
dan ia menjadi begitu dekat
tertelan utuh ke dalam nadi
membaur larut menjadi jiwa kita
sepi ini laknat
dan nafas kita semakin meregang

Lea
Cerpen pertama dimuat dalam antologi "Ramuan Jomblo" diterbitkan oleh Gradien

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark and Share