Sajak: Jantan Putra bangsa
(Sajak ini diterbitkan di bulletin Senthir edisi Dies Natalies GmnI ke-56)
Tergeletak tak berdaya
berselimut sarung kotak-kotak
hitam putih warnanya.
Wajahnya pucat pasi.
Sebentar wajahnya memerah
tersipu karena malu.
Malu dan layu.
Lembut senyum menghias bibir
menutupi rasa sakit
yang tengah menggerogoti tubuhnya.
Kulambai tangan
bergegas hilang dari pandang
sambil berucap: “semoga cepat sembuh”.
Jogja, 2010
0 komentar:
Posting Komentar