Sekretariat Senthir

Jalan Gatak, Gang Tulip No. 343, Karangbendo, Bantul, Yogyakarta
Email: redaksisenthir@yahoo.co.id | Blog: senthir-gmni.blogspot.com

Jumat, 30 Agustus 2013

QUR'AN; DOKUMENTER KISAH PEMBEBASAN



Oleh: Efendi A. Wibowo


Judul                : Kisah-Kisah Pembebasan dalam Qur’an
Penulis             : Eko Prasetyo
Penerbit           : PUSHAM UII bersama RESISTBOOK dan  MPM Muhammadiyah
Cetakan           : I, Juli 2012
Tebal               : 357 halaman
ISBN               : 979109809-3


Daerah itu bernama Madyan sebuah kota di tenggara Gurun Sinai dekat Tabut Arab Saudi dan Teluk Aqabah. Sebuah tempat diutusnya Nabi Syua’ib untuk mengemban risalah kebenaran dari Allah. Madyan adalah kota metropolis yang makmur dan sejahtera. Penduduknya banyak yang berprofesi sebagai pedagang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyaknya kaum pedagang dalam masyarakat memunculkan ukuran kesejahteraan berdasarkan kelas sosial.
Di dalam kemapanan kehidupan masyarakat Nabi Syua’ib menyerukan bahwa sistem perekonomian yang mereka bangun berdiri di atas penindasan dan penghisapan. Hal ini tercermin dari  kecurangan dalam sistem perdagangan berupa pengurangan takaran dan timbangan seperti yang termaktub dalam surat al-A’raf ayat 85 yang berbunyi “Dan (kami telah mengutus) kepada Madyan saudara mereka Syua’ib. Ia berkata: wahai kaumku sembahlah Allah tidak ada bagi kami satu Tuhan pun selain-Nya. Telah datang kepada kamu bukti dari Tuhan kamu; maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan jangan kamu kurangi bagi manusia barang-barang mereka dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah perbaikannya. Yang demikian itu lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang mukmin”. Maka Nabi Syua’ib diutus untuk menyeru kepada umatnya agar tidak memuja kepada harta yang dimiliki. Akan tetapi, menyandarkan diri pada kepatuhan kuasa Tuhan.
Di dalam ulasan buku ini dijelaskan bahwa istilah takaran dan timbangan merupakan hal yang mengacu pada alat produksi. Kira-kira berabad-abad kemudian Karl Marx menubuhkan kritik itu dalam hubungan substruktur dan suprastruktur. Substruktur adalah basis kekuatan produksi sedangkan suprastruktur adalah lembaga-lembaga kultural yang menopang kegiatan ekonomi. Nabi Syua’ib mengkritik substruktur sebagai kumpulan pedagang curang dan suprastuktur sebagai keyakinan naif tentang Tuhan. Nabi Syua’ib menyebutnya sebagai kecurangan sedang Marx menyempurnakannya sebagai nilai lebih. Substruktur dan suprastruktur ini jika bersekutu menjelma dalam bentuk materi yang menindas yaitu kecurangan. Istilah yang lebih populer sekarang sebagai sistem ekonomi yang mengabaikan keadilan dan memuja ketamakan yaitu kapitalisme.
Inilah cuplikan kisah tentang Nabi Syua’ib dengan kaumnya suku Madyan. Eko Prasetyo,  seorang penulis yang lahir dari tradisi pers mahasiswa dan terkenal dengan karyanya buku Seri Dilarang Miskin dengan apik menyuguhkan hal yang berbeda dari kisah tersebut dan kisah-kisah utusan Tuhan yang lain. Bukunya yang biasa menyuguhkan warna tulisan bernada provokatif, sinis dan bersemangat, seperti yang diakui di halaman 15, di buku ini tak akan kita jumpai. Dalam buku Kisah-Kisah Pembebebasan dalam Quran gaya bahasa yang dia gunakan cenderung lebih lugas dan tegas, jauh dari nada provokatif dan kemarahan.
Penulis  yang juga alumnus Fakultas Hukum UII tahun 1997, semasa kuliahnya menjadi guru mengaji di taman Pendidikan Al-Quran di Kota Gede dan sempat didaulat menjadi Kepala Sekolah di kampung Pujokusuman Yogyakarta. Rekam jejak kehidupannya tersebut menjadikan penulis mahfum dalam menguraikan pernik-pernik kisah utusan Tuhan.
Kegelisahannya akan kisah utusan Tuhan yang tak lagi mampu di kagumi anak-anak. Metode penyampaian guru yang tidak mampu menyihir pendengarnya serta pendidikan agama yang tidak imajinatif, bahkan cenderung banyak berbicara kisah mengerikan tentang akhirat yang kebanyakan mengenai neraka. Inilah yang menjadikan faktor pendorong berikutnya penyusunan buku Kisah-Kisah Pembebasan dalam Quran yang senada dengan kesaksiannya pada halaman 14, awal pembuka tulisan dalam bab Memori Guru Taman Kanak-Kanak.
Buku ini berisi 25 kisah dalam Al-Quran dengan dominasi kisah-kisah Nabi, kendati sering kita temukan dalam buku yang serupa, tetapi kemampuan penulis meramunya dengan berbagai pemikiran tokoh-tokoh terkenal seperti  Karl Marx, Joseph E. Stighliz, Imanuel Kant, Nietzsche, serta tokoh-tokoh lain memperkaya  bahasan sehingga mampu menyuguhkan pengetahuan baru dan berbeda. 
Oleh sebab itu, buku ini menarik dan layak untuk dibaca terutama aktifis muslim maupun kalangan yang ingin mengkaji dan menekuni Al-Quran lebih lanjut. Dengan itu, apa yang di harapkan Eko Prasetyo akan menjadi kenyataan, bahwa agama tak sekedar kepatuhan, perintah, dan larangan. Agama hadir melalui perantaraan kisah.

0 komentar:

Posting Komentar

Bookmark and Share